Kamis, 19 Juli 2012

I LOVE U, Doct! (Chapter 3)



Cast:
Choi Eun Joon as Shin Jae Sun
Cho Kyuhyun as Kim Shi Yoon
Park Shi Hoo as Kim Jisun
Im Joo Hwan as Han Jook Dong
Kim Hyun Joong as Song Seh Joo

and other.


Authoress: Restia Ningsih

This is a Little Scenario. (Maybe?)

Just Read No Bash.

 

Sumarry: Cinta adalah tentang saling percaya satu sama lain. (Summary apaan ini?? haha #AuthorGeje)

......................................................................................................................................................................

 
“Aku tidak menyangka, Dr. Na seperti itu?”. komentar Jaesun membuat emosi Pasien Han mereda sedikit.
“Aku tidak menyalahkan Dr. Na sepenuhnya”. ucapnya.
“Apa?”. Jaesun terlihat agak bingung.
“Sebenarnya, sedikit banyak dia sudah menjagaku”. ujar Pasien Han.
“Suntikan yang diberikan padaku, seharusnya obat-obatan keras. Begitu perintah Jisun. Tapi dia menggantinya dengan Vitamin C, karena dia tidak tega padaku.” sejenak suasana menjadi hening. Jaesun ingin mendengar lebih banyak lagi.
“Aku juga tau, Dia melakukan ini  terpaksa karena dia mendapat ancaman dari Jisun”. tambah Pasien Han.
“Keterlaluan”. Jaesun menahan kesalnya.
“Diatap gedung itu ada rekaman cctv, tapi Dr, Na mengaku pada polisi bahwa di tempat itu tidak ada cctv. Dan sekarang cctv itu ada ditangan Presdir Kim. Karena itulah aku minta bantuanmu, untuk mendapatkan rekaman 6 tahun yang lalu itu”. jelas Pasien Han.
“Tapi dimana dia menyimpannya?”. tanya Jaesun ragu.
“Di Kantornya”. Tiba-tiba sebuah suara menjawab pertanyaan Jaesun.
“Dr. Na”. Jaesun dan Pasien Han terkejut melihat Dr. Na yang sudah berdiri di dekat pintu.
“Aku lelah menutupi ini semua, sekarang, apapun yang kau butuhkan kau bisa tanya padaku Dr. Shin”. ucap Dr. Na.

Ekspresi antusias terpancar diwajah mereka bertiga.

“Bagus, jadi ini missi rahasia kita”. ucap Pasien Han dengan sangat bersemangat.

***

“Dokter selamat siang, aku sakit, bisa tolong obati aku?”. tanya Kim Shi Yoon yang menutupi wajahnya dengan bunga.
“Shi Yoon”. Panggil Jaesun.
“Mau makan siang bersama?”. tanya polisi muda itu.
“Maaf aku ada urusan penting, lain kali saja ya”. jawab Jaesun yang langsung pergi dari hadapan Shiyoon tanpa menerima bunga dari Shiyoon.
“Urusan penting?”. Shiyoon tampak kecewa.
“Nanti ku telpon, ok”. Jaesun semakin jauh.
“Setidaknya kau terima bunga ini, Jae,,,”. Ucap Shiyoon lirih.

***

Di Kantor Presdir Kim.
“Tuan Presdir, seseorang ingin bertemu dengan anda”. lapor sekretaris Presdir Kim.
“Siapa? Aku sedang sibuk”. balas Presdir dingin.
“Aku Presdir Kim. Dr. Shin Jae Sun dari RSJ Seoul”. tiba-tiba Jaesun langsung masuk keruangan itu.
“Oh, silakan duduk. Untuk apa Dr. mencariku?”. tanya Presdir Kim seramah mungkin.
“Tidak, aku hanya ingin menyampaikan pesan dari Pasien ku, mungkin kau kenal? Han Jook Dong?”. tanya Jaesun sehati-hati mungkin.
“Oh, Han Jook Dong, ya aku mengenalnya, dia adalah kakak dari mantan kekasihku. Kasihan sekali dia. Ada apa dengannya?’. tanya Presdir dengan santainya, seperti tidak ada rasa penyesalan dikata-katanya.
“Dia ingin sekali bertemu denganmu, itu yang dia katakan padaku”. jawab Jaesun.
“Benarkah?”.
“Ya, em……….” Belum sempat Jaesun menyelesaikan ucapannya, pintu sudah terbuka lagi, menampakan sosok sang sekretaris di baliknya.
“Maaf Presdir, seseorang menunggu anda di loby, sekarang, katanya penting”. lapornya.
“Maaf Dr. Shin, boleh aku permisi sebentar?”. tanyanya pada Jaesun.
“Oh, silakan Presdir Kim, silakan”. jawab Jaesun.

Jisunpun segera meninggalkan ruangan itu, menuju lobi. Dan kesempatan itu tidak disia-siakan Jaesun. Inilah rencana Trio RSJ itu. Dengan cepat Jaesun membuka semua tempat penyimpanan, mencari sebuah kebenaran dalam bentuk rekaman. Saksi bisu namun mematikan atas kejadian 6 tahun yang lau. Ternyata mencari benda kecil diruangan itu tidak semudah pikirannya.

Sementara itu di lobi.

“Nona Yoon, dimana orang yang ingin bertemu denganku?” tanya Presdir.
“Maf Presdir, tidak ada yang mencari anda disini”. jawab Nona itu dengan tenang.
“Apa?… Sial”…. Sepertinya Presdir Kim menyadari sesuatu. Ini adalah jebakan…. Sesegera mungkin dia kembali keruangannya.

“Dapat”. akhirnya Jaesun menemukannya.

Suara itu keluar, tetap saat Presdir Kim sampai kembali diruangannya.

“Letakkan!”. perintah Presdir dengan suara kasar, saat melihat sebuah rekaman, berdiri indah di telapak tangan Dr. Jaesun.

“Memangnya ada apa dengan rekaman ini?”. tanya Jaesun tenang.
“Jangan pura-pura tidak tahu, berani menyentuhnya, berarti kau tahu isinya”. jawab Presdir Kim ketus.
“Kau memang pintar Presdir, tapi aku tidak habis pikir, kenapa kau tega menyakiti orang lain, dan menjadikan orang lain kambing hitam mu. Kau memang pintar, tapi kau tidak punya kehormatan”. Balas Jaesun.
“Apa maksudmu? Berikan rekaman itu!” tanya Presdir Kim sedikit tersinggung.
“Apa semudah itu? Karena rekaman ini, sesorang harus mendekam di RSJ padahal dia tidak gila, karena rekaman ini arwah seseorang tidak tenang, dan karena rekaman ini juga kebenaran terkubur. Benarkan?” tanya Jae dengan tegas.
“Berikan padaku!”. Paksa Presdir Kim.

Jaesun mengelakkan rekaman itu dari jangkauan tangan Presdir Kim.

“Berikan aku bilang!”. teriak Presdir.

Mereka terus berebutan, sampai tanpa sadar mereka sudah keluar dari ruangan dan menuju anak tangga. Saat ingin merebut rekaman itu, tanpa sengaja Presdir Kim terpeleset dan jatuh dari lantai atas (dari ruangannya). Jaesun benar-benar kaget akan hal itu. Semua orang disekitarnya, otomatis menyangka Presdir Kim telah didorong oleh Jaesun.

***

Di Kantor Polisi.

“Kenapa kau mendorong Presdir Kim?”. tanya salah satu polisi yang duduk dihadapan Jaesun yang kini tengah duduk dengan wajah sedikit pucat.
“Sungguh Pak, aku tidak mendorongnya, dia jatuh sendiri”. Tegas Jaesun pada polisi itu.
“Apa dengan banyaknya saksi di TKP, kau berpikir aku akan mempercayaimu?”. tanya polisi itu dengan sangat menyebalkan.
“Permisi Pak, maaf aku telambat. Aku baru saja dar……………. Jaesun?”. seorang polisi yang tidak lain adalah Kim Shi Yoon dan notabene adalah kekasih Jaesun, tiba-tiba masuk keruangan itu, dan terkejut melihat Jaesun duduk di kursi interogasi.

Berbeda dengan Shiyoon, Jaesun tampak lebih tenang, agaknya dia sudah memperkirakan kalau dia akan bertemu dengan Shiyoon disini.

“Inspektur Kim kenal nona ini?”. tanya petugas yang mengintrogasi Jaesun.
“Ada apa dengannya?”. Tanya Shiyoon.
“Gadis ini menjadi tersangka atas kecelakaan yang terjadi di kantor Presdir Kim”. jawab Petugas itu.
“Apa??? Tidak mungkin tuan”. Shiyoon seperti terkena sambaran petir disiang bolong mendengar penuturan dari petugas itu.
“Semua orang disana memiliki pengakuan yang sama Inspektur”. jawab petugas.
“Aku ingin bicara berdua dengannya”. Pinta Shiyoon.

Tanpa diminta dua kali, mereka (Jaesun dan Shiyoon) pun ditinggalkan berdua diruangan itu.

“Ada apa ini, benarkah kau yang melakukannya”. tanya Shiyoon dengan suara sedikit bergetar.
“Shiyoon percayalah padaku, ini hanya salah paham”. tutur Jaesun dengan suara yang juga bergetar.
“Tapi semua orang melihatnya”. ujar Shiyoon.
“Tidak Shiyoon, kau bisa tanyakan sendiri pada Presdir Kim, dia jatuh sendiri”. jawab Jaesun.
“Cukup! Bagaimana caraku bertanya padanya, saat ini dia kritis, KRITIS Jaesun”. kini Shiyoon sedikit berteriak dengan penekanan diakhir ucapannya.

Mendengar teriakkan Shiyoon, beberapa petugas kembali masuk, melihat kalau-kalau Shiyoon lepas kendali. Salah satunya, membawa pesan dari RS.

“Inspektur Kim, anda diminta ke rumah sakit sekarang. Presdir Kim harus segera dioperasi, dan itu membutuhkan persetujuan dari keluarga”. lapor Seorang petugas pada Shiyoon.
“baik, masalah dia aku serahkan pada kalian”. ucap Shiyoon dingin. Lalu meninggalkan tempat itu.
“Keluarga?”. tanya Jaesun meski kecil tetapi masih bisa didengar oleh petugas.
“Ya, orang yang kau celakai itu, adalah kakak kandung Inspektur Kim”. jawab Petugas dengan ketus.
“Apa……”. seakan mendapat hantaman batu besar,,, wajah Jaesun tang tadinya pucat kini semakin pucat. Dia benar-benar tidak tau harus bagaimana.
“Kakak???????”. ucap Jaesun lirih sebelum akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri.
Di Rumah Sakit.

“Kakak….”. Sohwa menghambur kepelukkan Shiyoon dambil menangis.
“Tenanglah Sohwa! Kak Jisun akan baik-baik saja”. ujar Shiyoon menguatkan adiknya.
“Dokter”. panggil Shiyoon saat dia melihat seorang dokter keluar sebentar dari ruang operasi.
“Saat ini, Tn. Kim sedang berjuang melewati masa kritisnya”. hanya itu yang diucapkan dokter itu, sebelum ia masuk lagi kedalam.
“Kakak…….”. Sohwa tampak semakin takut dan menyandarkan kepalanya ke tubuh Shiyoon.

Shiyoon meusap kepala Sohwa dengan sayang.

***

Di Kantor Polisi.

“Dr. Shin”. Panggil seseorang dari arah belakang Jaesun.
“Dr. Na”. balas Jae begitu mendapati sosok Dr. Na di belakangnya.
“Bagaimana keadaanmu?”. tanya Dr. Na.
“Huh, buruk. Aku baru tau kalau Presdir Kim itu adalah Kakak Shiyoon”. Sesal Jaesun.
“Benarkah? Lalu bagaimana? Bukankah Polisi Kim adalah kekasihmu?”. tanyanya lagi dengan nada sangat terkejut.
“Pasti sekarang dia sangat membenciku”. ujar Jae pasrah.
“Tapi kau tidak bersalah”. balas Dr. Na.
“Semuanya mengarah padaku, Dokter. 1-1 nya hal yang bisa menyelamatkan aku hanyalah presdir Kim. Tapi kalau dia tidak kunjung sadar atau bahkan tidak selamat, maka aku akan dipenjara, bahkan mungkin dihukum mati”. Kekecewaan benar-benar tergambar jelas di wajah Dr. Shin.
“Tunggu Dr. Shin, bagaimana drngan rekamannya?”. tanya Dr. Na.
“Huhhh, percuma,,, kaset itu hancur. Terbawa jatuh oleh Presdir Kim”. jawab Jae.
“Ya Tuhan, lalu bagaimana ini?”. keluh Dr. Na.
“Sampaikan saja permintaan maafku pada Jook Dong”. Ucap Jae pelan.
“Dr. Shin”. sela Dr. Na.
“Aku harus siap untuk semua keputusan”. ucap Jaesun dengan nada penuh putus asa.

***

Di RSJ Seoul.

“Dr. Na, bagaimana?”. tanya Jook Dong yang pasti sudah mendengar kabar yang menimpa Jaesun.
“Celaka, rekamannya hancur, dan presdir Kim belum melewati masa kritisnya”. jawab Dr. Na.
“Kalau begini, Dr. Shin dalam bahaya”. lanjutnya.
“Ini semua salahku, kalau aku tidak memintanya membantuku, pasti ia tidak dalam masalah seperti ini”. sesal Jook Dong.
“Jook Dong, kau tahu? Polisi Kim, kekasih Dr. Shin, ternyata adalah adik kandung Presdir Kim”. lapor Dr. Na.
“Apaa?”. bahkan Jook Dong sendiripun baru mengetahui hal ini.
“Ya, benar. Pasti itu yang paling membuatnya terluka. Dibenci oleh Kekasihnya sendiri”. analisa Dr. Na.
“Aku akan pergi kesana”. ujar Jook Dong.
“Siapa yang akan percaya ucapan pasien RSJ?”. tanya Dr. Na seolah menyadarkan Jook Dong bahwa itu mustahil.
“Lalu kita harud bagaimana?”. tanya Jook Dong.
“Dr. Shin bilang, kita harus siap untuk semua keputusan yang akan dijatuhkan padanya”. jawab Dr. Na.
“Tidak Dr. Na, ini gila”. komentar Jook Dong sambil meremas rambutnya sendiri.

***

Di Kantor Polisi.

“Jaesun”. panggil seseorang.
“Kakak..”. Dr. Shin segera menghambur kepelukan pria yang tak lain adalah sepupunya, Pengacara Lee, dambil menangis tertahan.
“Sudah, tidak apa-apa, aku disini”. jawab Pengacara Lee menenangkan Jaesun.
“Kakak, bukan aku yang melakuykannya”. lapor Jaesun begitu dia melepaskan pelukannya.
“Ya, aku Percaya. Kau tidak mungkin melakukkan hal seperti itu”. balas Pengacara Lee.
“Kau akan segera menjalani sidang. Apa kau siap?”. tanya Pengacara Lee.
“Aku tidak tahu kak”. jawab Jae pelan, sangat pelan namun masih bisa ditangkap oleh indera pendengaran Pengacara Lee.
“Apa kau punya sesuatu yang bisa membelamu?”. tanya nya lagi.
“Apa?… Huh… Yang tahu kebenarannya adalah pasien RSJ, apa mereka bisa mempercayainya? Satu-satunya bukti sudah hancur”. tanya Jae Ragu.
“Bukti?”. tanya Pengacara Lee.
“Ya, Bukti kejahatan Presdir Kim Jisun 6 tahun yang lalu”. terang Jaesun.

Pengacara Lee tampak berpikir keras karena hal ini.

***

Di RS.

“Kak, kapan sidangnya?”. tanya Sohwa, yang sedang menunggui Jisun bersama Shiyoon.
“Siang ini”. jawab Shiyoon.
“Kak, menurut kabar yang beredar, pelakunya adalah…….”.
“Sudahlah Sohwa, tolong jangan bahas itu”. Shiyoon menyela ucapan adiknya.

Sohwa hanya bisa terdiam  karena ucapan kakaknya tadi.
Sementara dalam hati Shiyoon, dia bertanya-tanya, “Apa benar dia melakukan semua ini? Apa masalahnya dengan kakak? Kakak, cepatlah sadar dan ceritakan semuanya padaku”.
.
.
.
.
.
TBC

Give me comment please... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar