Try To love me
Cast:
Cho Kyuhyun
Choi Seung Hyun (TOP)
Choi Eunjoon
Sejujurnya, aku gag tau gimana caranya buat ff
yang baik dan beraturan. Tapi, aku buat kayak gini aja ya. Aku gag bisa buat ff
tapi aku hobby ngarang. Ya, kalau kalian gag berkenan nyebut ini ff, sebut aja
ini cerpen. Ne?^^ #bedanya dimana ya#
Dikarenakan bulan Ramadhan, disini aku buat
pura-puranya Oppadeul ini muslim. gag papakan???
Satu lagi, aku juga gag bisa buat summary, jadi,
langsung baca aja ne^^.
............................................................................................................................................................
Ini hari kedua belas, dan semua masih sama.
Seunghyun belum menampakkan dirinya lagi. Bahkan rencana awalnya untuk
melanjutkan kuliahnya di Universitas yang sama dengan Eunjoon pun, sudah ia
lupakan. Tak ada kabar sedikitpun darinya. Diapartementnya juga tidak ada. Dan
bagaimana dengan Eunjoon? Jika saja tidak ada Kyuhyun disisinya, pasti dia
hanya akan hancur perlahan-lahan. Seperti hari ini,
“Hei, ayo buka pintunya. Atau aku dobrak ya”.
Ancam Kyuhyun pada yeoja mungil yang sedang menangis dibalik pintu kayu
dihadapannya itu.
Sebenarnya apa yang maembuat nona manis ini
menangis?
[Flashback]
Sudah jam 15.30 KST. Kampus sudah mulai sepi,
tinggallah Kyuhyun, Eunjoon dan beberapa anak teladan lainnya. Kyu dan Eunjoon
masih duduk sedikit bermalasan di lapangan basket. Rencananya mereka akan
disana sampai adzan magrib. Hitung-hitung, ‘ngabuburit’ (?).
“Kyuuuuu,,, eotteohkae??”. Tanya Eunjoon sedikit manja.
“Bersabarlah sebentar lagi”. Jawab Kyuhyun
bijak.
“Ya Ampun”. Eunjoon menepuk dahinya.
“Wae?”. Tanya Kyu sedikit kaget.
“Ini hari kedua belas dia marah padaku”. Jawab
Eunjoon.
“Memang kenapa?”. Kyu tampak tidak mengerti.
“Dulu, saat aku masih kecil, kami punya
perjanjian, jika salah satu dari kami berbuat salah, atau salah satu dari kami
ada yang marah, kami harus minta maaf sebelum hari kedua belas. Karena kalau
sudah dua belas hari tidak ada lagi maaf yang tersisa. Selamanya kami akan
saling membenci”. Jelas Eunjoon.
“Aish, aku juga pernah dengar yang seperti itu,
tapi tiga hari, bukan dua belas hari. Apa kalian memberi diskon?”. Ledek
Kyuhyun.
“Ya! Cho Kyuhyun, aku sedang sedih dan takut
sekarang. Kenapa kau malah menggodaku?”. Eunjoon mempoutkan bibirnya.
“Itu kan hanya ucapan anak kecil, belum tentu
juga Seunghyun masih mengingatnya”. Ujar Kyuhyun.
“Kau ini”. Eunjoon makin badmood sekarang.
“Lalu aku harus bagaimana? Begini saja, kita
cari dia nanti. Setelah kita temukan, katakan yang sebenarnya pada Seunghyun,
kita hanya teman biasa, dan kau masih sangat mencintainya. Eotthe?”. Jujur
Kyuhyun menahan sakit yang teramat sangat saat mengucapkan kata-kata ini.
“Ya! STOP, jangan bicara lagi. Tidak masuk
akal. Daripada aku menikah dengan oppaku sendiri, lebih baik kau menikah
denganmu”. Jawab Eunjoon.
Kyuhyun menjerit senang dalam hatinya saat
mendengar ucapan Eunjoon.
“Hhh, memang aku mau menikah denganmu?”. Goda
Kyuhyun dan segera mendapat hadiah cubitan pedas dari Eunjoon.
“Menyebalkan”. Eunjoon bangkit dari duduknya,
dan segera berlari meninggalkan Kyuhyun.
[Flashback Off]
“Eunie, 3 menit lagi bedug magrib, ayo buka
pintunya”. Pinta Kyuhyun.
“Memang kenapa?”. Jawab Eunjoon dengan suara
serak.
“Ayo kita buka puasa”. Ajak Kyu.
“Buka saja di apartementmu sendiri”. Eunjoon
mengusir Kyu.
“Hei, kita sudah menyiapkan semuanya disini. Di
apartment ku tidak ada apa-apa Choi Eunjoon”. Balas Kyuhyun.
Akhirnya setelah cukup lama bertahan di dalam
kamarnya, Eunjoon keluar dengan mata yang sedikit bengkak.
“Siapa suruh bicara seenaknya padaku?”. Eunjoon
mencibir.
“Ne ne ne, jeongmal mianhae”. Ucap Kyuhyun.
‘Allahu akbar Allahu akbar’
“Kajja, sudah adzan kan”. Kyuhyun menarik Eunjoon.
.
.
.
.
Hari ini kampus Eunjoon mengadakan ujian.
Karena semua mata kuliah Eunjoon sudah diujikan, dia bisa libur lebih awal.
Begitu juga dengan Kyuhyun. Mereka berdua berencana mencari Seunghyun hari ini.
Ini inisiatif Kyuhyun. Dia hanya tidak tega jika harus melihat Eunjoon menagis
setiap hari.
“Sudah siap?”. Kyuhyun sudah berdiri di depan
kamar Eunjoon yang masih ditutup pintunya itu.
Perlahan pintu itu terbuka. Dan menampilkan
sosok terlampau imut dibaliknya.
“Wah, sepertinya kau benar-benar ingin bertemu
Seunghyun ya”. Goda Kyuhyun.
“Dia Oppaku”. Bantah Eunjoon.
“Yayaya, seobang Oppa, ne?”. Goda kyuhyun lagi.
Jujur pada dasarnya Kyuhyun tidak ingin mengatakan hal menyakitkan untuknya
ini.
“Aish, sudahlah... ayo berangkat.” Eunjoon
menarik lengan Kyuhyun.
.
.
.
“Apa yang sedang dilakukannya sekarang ya?”.
Seunghyun terus berbicara sendiri sambil mengepel lantai masjid itu berulang
kali. Sampai-sampai jika seseorang berkaca di lantai itu, dia bisa melihat
wajahnya sendiri.
Sejak hari dimana dia meninggalkan Eunjoon,
rupanya disinilah dia bersembunyi. Di Rumah Allah. Dia merasa tentram disini.
meski tak jarang juga dia tersiksa karena selalu memikirkan Eunjoon.
Letak Masjid ini memang cukup jauh dari tempat
tinggal Eunjoon ataupun kampus mereka.
“Seunghyun, sudah pukul 17.00 KST. Mandilah.
Bersiap untuk kultum sebentar lagi”. Seseorang mengingatkan Seunghyun dari
dalam Masjid.
“Baik Ustadz”. Seunghyun beranjak dari
tempatnya kini menuju kamarnya yang disediakan pengurus Masjid ini.
.
.
.
“Kyu, kita sholat Ashar disini saja ya”. Ajak
Eunjoon saat mereka melintasi sebuah Masjid di tempat yang jarang atau bisa
dibilang pertama kalinya mereka kunjungi.
“Ya sudah. Aku juga sudah lelah. Kita istirahat
dulu, ne”. Kyuhyun mendudukan tubuhnya dengan lemas di lantai Masjid.
Eunjoon juga ikut duduk disamping Kyuhyun.
“Kenapa ikut duduk? Cepat ambil wudhu, kita
bergantian sholatnya. Jadi ada yang menunggu mobil”. Ujar Kyuhyun.
“Hm, rasanya kedua kakiku pegal. Tidak kuat
lagi berjalan.” Eunjoon menghela napasnya kencang-kencang.
“Hei, perjalanan kita mungkin masih jauh. Kau
mau menyerah sekarang?”. Tanya Kyuhyun.
“Aku wudhu dulu”. Eunjoon mengacuhkan
pertanyaan Kyuhyun.
.
.
.
“Lama sekali, berapa ayat surat yang dibacanya.
Atau doanya yang kepanjangan”. Eunjoon menunggu Kyuhyun yang masih sholat.
Mobil ini terasa semakin panas. Ia makin tidak betah menunggu disini.
Tanpa sengaja, matanya menangkap sosok yang
begitu mirip dengan Seunghyun. Tanpa ragu-ragu, Eunjoon keluar dari mobil dan
mengejar namja itu.
“Seungie Oppa”. Panggilnya
Namja yang diduga Eunjoon adalah Seunghyun
itupun membalikan tubuhnya dan sukses membuat Eunjoon terbelalak.
“Eunie...”
“Oppa...”
“Sedang apa disini?”. namja yang akhirnya
dipastikan merupakan Seunghyun itu bertanya pada Eunjoon.
“Namja pabbo”. Ucap Eunjoon dan dengan
tiba-tiba memukul Seunghyun dengan kantung mukenahnya.
“Eunnie-yah”. Seunghyun berusaha menahan tangan
Eunjoon yang terus memukulnya. Untung saja mereka ada di area parkir, jadi
tidak mengganggu jamaah lainnya.
“Pabbo-Pabbo-Pabbo”. Eunjoon terus saja memukul
Seunghyun.
“Eunnie, orang-orang bisa salah paham kalau kau
begini terus”. Kata-kata itu akhirnya berhasil menghentikan ayunan tangan
Eunjoon.
“Apa yang kau lakukan disini? aku hampir gila
karenamu”. Ucap Eunjoon hampir menangis.
“Hei, puasamu bisa batal kalau menangis”.
Seunghyun tertawa kecil.
“Biar. Ayo jawab pertanyaanku”. Paksa Eunjoon.
“Aku membantu menjaga Masjid ini. Kenapa kau
hampir gila? Bukankah harusnya kau bahagia, akukan tidak mengganggumu dan namjachingumu
lagi”. Seunghyun tersenyum pahit.
“Siapa namjachingu siapa?”.
Eunjoon refleks menunduk mendengar suara itu.
Sedangkan Seunghyun segera menoleh ke sumber suara.
“Kau... Cho Kyuhyun? Kau juga disini?”. tanya
Seunghyun.
“Dia, dongsaeng ah bukan, yeojachingu mu itu,
setiap hari membuatku stress. Setiap hari dia...........
“Siapa yeojachingu siapa? Aku benci kalian
berdua”. Eunjoon tidak suka Kyu berkata seperti itu. Entah karena malu, atau
memang bukan begitu kenyataannya. Eunjoon berlari menjauh dari kedua namja ini
dengan berderai air mata. Dia mlarikan diri, pulang ke Seoul mungkin. Dengan
bis.
Seunghyun bermaksud mengejar Eunjoon, tapi
ditahan Kyuhyun.
“Dia pasti akan sampai dirumah dengan selamat.”
Sela Kyuhyun.
“Bagaimana bisa kau bicara seperti itu?”. Tanya
Seunghyun.
“Buka puasa masih lumayan lama. Ayo kita bicara
dulu”. Ajak Kyuhyun.
Mereka berduapun beranjak menuju tempat lain
yang lebih pantas untuk membicarakan hal ini.
“Kau merasa nyaman disini?”. tanya Kyuhyun.
Senghyun menganggukan kepalanya.
“Ya, aku merasa lebih dekat dengan Allah”.
Jawab Seunghyun.
“Ya, itu poin positifnya. Tapi apa kau tahu,
bagaimana Eunjoon selama kau pergi? Kenapa kau tidak memberinya kabar?”. Tanya
Kyuhyun lagi.
“...”
“Dia benar-benar kacau tanpa dirimu”. Kyuhyun
menahan gemuruh hatinya saat kalimat-kalimat ini meluncur dari mulutnya.
“Bukankah kau kekasihnya?”. Seunghyun melengos.
“Kau percaya itu? Haha, kau itu payah
Seunghyun. Dia itu hanya tidak bisa menghadapi orangtua kalian. Baik, aku
mengaku, aku memang menyukai Eunjoon, tapi Eunjoon tidak. Meski sekeras apapun
dia berusaha menyangkal, tetap saja hatinya hanya untukmu. Aku sudah berusaha
agar dia bisa mencoba untuk mencintaiku. Tapi usahaku sia-sia, aku bisa
melihat, hatinya hanya ada untukmu.” Terang Kyuhyun.
“Pulanglah, sebaiknya kalian bicara. Pikirkan
cara untuk bicara pada orangtua kalian”. Pesan Kyuhyun.
.
.
.
“Kau sudah sampai dirumahkan?”. Nada yang sarat
akan kekhawatiran keluar dari mulut Kyuhyun.
“Untuk apa tanya-tanya?”. Jawab Eunjoon ketus.
“Aish, kau ini. Aku hanya mengkhawatirkanmu.”
Kyuhyun semaki melembutkan suaranya.
“Kyu, aku harus bagaimana?”. Nada suara Eunjoon
melemah.
“Aku tidak ingin melihatmu menangis lagi
Eunie”.
“Aku... aku...”. Eunjoon mulai terisak.
“Cobalah untuk mencintaiku Eunnie...”
“Apa??? Kyu... apa maksudmu. Kyu kau taukan
kalau aku......”. Nada bicara Eunjoon berubah.
“Haha,,, kau ini. Itu pesan dari Seunghyun
tadi. Sekarang dia tidak punya ponsel, jadi dia meminta aku menyampaikannya
padamu”. Ucap Kyuhyun sambil tertawa, padahal kenyataannya, itu adalah ungkapan
hatinya, ungkapan dari lubuk hati yang terdalam. Sayang Eunjoon benar-benar
tidak bisa melihatnya.
“Ap. Ap. Ap. Apa?”. Eunjoon mendadak menjadi
bodoh.
“Sudah ya, aku lelah sekali seharian keliling
hanya untuk mencari O.P.P.A mu itu”.
“Tapi Kyu.......”
‘pipp’
“Dasar menyebalkan, seenaknya saja memutuskan
telpon. Apa maksud ucapannya tadi ya.” Gumam Eunjoon.
.
.
.
Tepat pukul 23.00 KST. Bel apartement Eunjoon
berbunyi. Meski mengantuk, tapi Eunjoon tetap membukakan pintu. Dan betapa
terkejutnya Eunjoon ketika melihat siapa tamu tengah malamnya.
“Oppa?”.
“Brrrrr.... boleh aku masuk. Dingin sekali.
Telapak kakiku terasa membeku”. Ujar Seunghyun sambil menggigil.
“Ayo masuk”. Eunjoon mempersilakan Oppanya itu
masuk.
Seunghyun duduk dengan selimut tebal melingkari
tubuhnya. Seoul dimalam hari, benar-benar bisa membuat seseorang jadi es batu.
“Ini”. Eunjoon menyodorkan segelas coklat panas
pada Seunghyun.
“Gomawo”. Gumam Seunghyun.
Masih ada kecanggungan diantara mereka. Bukan
gaya Seunghyun memang untuk tidak bicara asal-asalan. Tapi, kali ini, dia
benar-benar bingung untuk bicara dengan Eunjoon.
“Mian”. Seunghyun mulai bicara.
“Mwo??”. Eunjoon terlalu tidak biasa dengan
sikap Seunghyun saat ini.
“Heh, Kyuhyun itu. Dia ternyata pria yang
baik.” Ucap Seunghyun.
“Kau menyukainya?”. Tuduh Eunjoon.
“Mwo? Aish, kau ini, jangan bicara
sembarangan”. Suasana tegang itupun mulai mencair.
“Dia sudah menceritakan semuanya padaku”.
Seunghyun memberanikan diri mengenggam tangan Eunjoon.
“Jangan mengelak lagi.”
Eunjoon masih tidak percaya dengan apa yang ia
dengar.
“Aku akan bicara dengan Umma dan Appa. Kita
akan menikah bulan Oktober nanti. Tepat saat ulang tahunmu.”
“Jangan gila Oppa, ini bukan masalah biasa. Kau
akan berhadapan dengan Appa.” Entah kenapa Eunjoon terlihat tidak terlalu
antusias dengan rencana namja ini.
“Aku tidak peduli. Aku tidak ingin kehilangan
dirimu lagi. Cukup kebodohanku membuat kita terpisah selama ini. Itu tidak akan
terjadi lagi”.
“Oppa”.
“Kau setujukan?”.
Eunjoon terlihat berpikir.
“Chagy??”.
“Hmmm”. Eunjoon mengangguk pasti menjawab
pertanyaan Seunghyun.
Setidaknya mereka harus menunggu sekitar 2
minggu sampai orangtua mereka kembali. Dan, sejak hari itu Kyuhyun hilang
kontak dengan mereka berdua.
.
.
.
Hari yang ditunggu-tunggu Seunghyun dan Eunjoon
tiba. Orangtua mereka akan sampai dirumah beberapa menit lagi. Ya, orangtua
mereka pulang 3 hari sebelum idul fitri. Sudah menjadi kebiasaan. Seunghyun dan
Eunjoon saling meyakin diri mereka masing-masing. Suara deru mobil tiba di
pekarangan Apartement mereka. Tak beberapa lama, orang yang mereka tunggu masuk
ke apartement mereka.
“Umma”. Eunjoon segera mengahambur kepelukan
sang Umma.
“Appa”. Kali ini Seunghyun yang memeluk
Appanya.
“Bagaimana keadaan kalian?”. Tanya Appa.
“Baik. Appa, ada yang ingin kami bicarakan”.
Seunghyun memberanikan diri untuk to the point pada Appanya.
“Wae?”. Tanya Appa.
“Aku ingin, menikahi Eunjoon setelah Idul fitri
nanti”. Seunghyun mengatakan itu dengan pasti.
Baik Seunghyun maupun Eunjoon, keduanya
sama-sama takut kalau Appanya akan marah dan mungkin kini giliran Eunjoon yang
akan dikirim ke Kutub Selatan. Tapi ternyata, reaksi yang ditunjukan Appa
mereka diluar dugaan.
“Silakan”.
“MWO???”. Seunghyun dan Eunjoon terlonjak
kaget.
“Wae? Tidak mau?”.
“Anhi, hanya saja......”
“Tidak percaya, Appa merestui kalian?”. Umma
bertanya pada kedua aegya nya.
“Kyuhyun sudah menceritakan semuanya”. Ujar
Appa.
“Nugu? Kyuhyun?”. Eunjoon tak mengerti.
“Ne, Kyuhyun adalah orang yang tadinya akan Appa
jodohkan dengan Eunnie. Tapi, beberapa hari yang lalu dia datang menemui Appa
di Spanyol, dia menceritakan semuanya. Sejak pertama kali dia bertemu denganmu,
hingga hari-hari yang kalian habiskan bersama. Lucu sekali, dia bilang
prtemuanmu dengannya pertama kali sangat lucu. Tapi begitu tau kau adalah orang
yang akan aku jodohkan dengannya, dia terlihat senang sekali. Tapi, setelah
tahu problem yang terjadi, makin lama dia makin putus asa. Dia bilang kalian
tetap tidak bisa dipisahkan. Tidak ada peluang untuknya mendapatkan hati
Eunie”. Jelas Appa.
“Kyu,,,,”. Mata Eunjoon mulai memerah, dia
merasa sakit sekali di hatinya saat ini.
“Dia memohon pada Appa untuk membiarkan kalian
bersama. Dia bilang, diantara kalian tidak ada hubungan darah sama sekali, jadi
tidak ada alasan untuk kami melarang kalian bersama”. Umma melanjutkan cerita.
“Kyuhyun melakukan itu?”.
.
.
.
Dan disinilah Eunjoon dan Seunghyun sekarang.
Berlarian memasuki bandara. Terngiang ucapan Appa di telinga Eunjoon.
“Dia akan kembali ke Irland siang ini. Dia
minta Appa menyampaikan salamnya untukmu dan Seunghyun. Dia berharap kalian
tidak pernah bertengkar lagi.”
Langkah Eunjoon terhenti diikuti Seunghyun yang
juga mengerem langkahnya.
“KYUHYUN”. Eunjoon menjerit memanggil nama
namja yang ada tak jauh dari hadapannya kini.
Seketika, si pemilik nama itu menoleh ke sumber
suara.
“Eunie?”.
Kyuhyun
meletakkan kopernya dan menunggu Eunjoon yang berlari menghampirinya.
Begitu Eunjoon sampai dihadapan Kyuhyun...
‘PlakK’
Seunghyun dan Kyuhyun sama kagetnya melihat
aksi Eunjoon.
“Pengecut”. Eunjoon menatap marah pada Kyuhyun.
“He... benar, aku memang pengecut. Pasti Appamu
sudah mengatakan semuanya kan?”. Tanya Kyuhyun.
“Kau mau kemana? Kau bilang kau ini sahabatku”.
Eunjoon mulai menangis.
“Uljima, sekarang sudah ada Seunghyun kan, aku
harap kalian bahagia selamanya. Aku bahagia sekali mengenalmu Choi Eunjoon.
Maaf aku tida mengatakan yang sebenarnya tentang diriku.” Kyuhyun bermaksud
mengangkat kembali kopernya, tapi dengan cepat Seunghyun menarik koper itu.
“TOP, apa yang kau lakukan?”. Tanya Kyuhyun tak
mengerti.
“Kalau kau pergi, adikku ini akan kesulitan
hidup. Karena hatinya hanya separuh.” Tutur Seunghyun.
“Apa maksudmu?”. Tanya Kyuhyun.
Kyuhyun menatap Eunjoon yang kini menundukan
wajahnya.
[flashback]
Kyuhyun sudah menceritakan semuanya”. Ujar
Appa.
“Nugu? Kyuhyun?”. Eunjoon tak mengerti.
“Ne, Kyuhyun adalah orang yang tadinya akan
Appa jodohkan dengan Eunnie. Tapi, beberapa hari yang lalu dia datang menemui
Appa di Spanyol, dia menceritakan semuanya. Sejak pertama kali dia bertemu
denganmu, hingga hari-hari yang kalian habiskan bersama. Lucu sekali, dia
bilang prtemuanmu dengannya pertama kali sangat lucu. Tapi begitu tau kau
adalah orang yang akan aku jodohkan dengannya, dia terlihat senang sekali.
Tapi, setelah tahu problem yang terjadi, makin lama dia makin putus asa. Dia
bilang kalian tetap tidak bisa dipisahkan. Tidak ada peluang untuknya
mendapatkan hati Eunie”. Jelas Appa.
“Kyu,,,,”. Mata Eunjoon mulai memerah, dia
merasa sakit sekali di hatinya saat ini.
“Dia memohon pada Appa untuk membiarkan kalian
bersama. Dia bilang, diantara kalian tidak ada hubungan darah sama sekali, jadi
tidak ada alasan untuk kami melarang kalian bersama”. Umma melanjutkan cerita.
“Kyuhyun melakukan itu?”
“Ya, dia bilang, beberapa minggu sudah cukup
membuat dia bahagia mengenal dirimu Eunie.”
Eunjoon tampak shock dengan fakta ini.
“Dia akan kembali ke Irland siang ini. Dia
minta Appa menyampaikan salamnya untukmu dan Seunghyun. Dia berharap kalian
tidak pernah bertengkar lagi.”
Segera saja Eunjoon pergi dan disusul
Seunghyun. Mereka berdua melajukan mobilnya menuju bandara.
Di perjalanan.
“Apa yang Oppa pikirkan sekarang?”. Tanya
Eunjoon.
“Kau... apa kau tidak ingin Kyuhyun pergi?”.
Seunghyun balik bertanya, inilah yang Seunghyun tangkap dari mata Eunjoon.
“Maafkan aku Oppa, tapi, aku benar-benar tidak
ingin Kyuhyun pergi. Aku baru sadar sekarang, aku bisa bertahan selama ini
karena Kyuhyun. Aku butuh dia. Aku.... Ternyata aku jatuh Cinta padanya”.
Eunjoon mengakui perasaannya pada Seunghyun.
“Dan itu baru aku sadari saat Kyuhyun pergi.
Maafkan aku Oppa, Maaf”. Eunjoon semakin terisak.
Perlahan Seunghyun mengusap air mata Eunjoon.
“Tidak apa-apa, sejak kau bilang Kyuhyun itu
pacarmu, aku sudah mempersiapkan semuanya.” Aku Seunghyun.
[flashback]
“Eunjoon sangat mncintaimu, selama ini dia
hanya takut menghadapi orang tua kalian”. Ucap Kyuhyun.
“Tapi aku merasa, tatapannya padamu itu
berbeda”. Balas Seunghyun.
“Tapi... dia selalu menangis karena dirimu
tidak ada disampingnya”. Terang Kyuhyun.
“Kalau memang yang kau katakan itu benar, aku
akan sangat senang sekali. Tapi jika analisisku benar mengenai perasaan Eunie
padamu, aku siap merelakan Eunie.” Balas Seunghyun.
“TOP”.
“Lama tinggal di Masjid, banyak hal yang aku
pelajari. Terutama tentang keikhlasan.” Jawab Seunghyun.
“Tenang saja, hal itu, tidak mungkin terjadi”.
Balas Kyuhyun lagi.
[flashback off]
“Jadi, Oppa sudah menyadarinya?”. Tanya
Eunjoon.
Seunghyun hanya mengangguk sedih.
“Oppa, mengizinkan aku bersama Kyuhyun?”.
Lai-lagi Seunghyun hanya mengangguk sedih dan
mengusap air mata Eunjoon sambil tetap menyetir.
[flashback off]
“Gajima, Kyuhyun-ah, saranghae...” Eunjoon
mengatakan semuanya, semua yang ada di benaknya.
Kyuhyun segera memeluk Eunjoon. Dia masih belum
bisa percaya tentang semua ini. Tapi memang inilah yang sedang terjadi. Eunjoon
memilih dia, memilih untuk mencoba mencintainya.
“Hem, Irland, lebih baik aku yang pergi.” Ujar
Seunghyun sambil memainkan tiket pesawat ditangannya.
Eunjoon dan Kyuhyun melepaskan pelukan mereka.
“Siapa yang mengizinkanmu pergi, GAJIMA”. Ucap
KyuEun serempak dan dengan kompak juga mereka meraih tiket ditangan Seunghyun
dan merobeknya menjadi bagian-bagian kecil.
Ketiganyapun berpelukan bersama. Pemandangan
yang indah bukan.
Eunjoon Pov
Aku tidak rela kehilangan salah satu dari
mereka. Mungkin ini terkesan egois. Tapi inilah kenyataannya. Sejak kecil
Seunghyun Oppa selalu menjagaku. Tapi ternyata rasa cinta itu berbeda dengan
cinta yang kurasakan pada Kyuhyun. Aku baru sadar, sejak Umma memutuskan
menikah dengan Appa Seunghyun Oppa, aku sudah mengikhlaskan perubahan status
ini, SEUTUHNYA. Itu semua sudah kujalani, hanya saja belum kusadari. Dan ketika
Kyuhyun datang dalam hidupku, dimalam itu, itulah pertama kalinya aku jatuh cinta
padanya. Aku beruntung tersadar saat aku masih bisa meraihnya. Kyuhyun dan
Seunghyun, aku tidak bisa bertahan tanpa kalian.
.
.
.
.
.
.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar