Senin, 06 Agustus 2012

[ff] Try To Love Me (Part 1)



Try To love me

Cast:
Cho Kyuhyun
Choi Seung Hyun (TOP)
Choi Eunjoon


Sejujurnya, aku gag tau gimana caranya buat ff yang baik dan beraturan. Tapi, aku buat kayak gini aja ya. Aku gag bisa buat ff tapi aku hobby ngarang. Ya, kalau kalian gag berkenan nyebut ini ff, sebut aja ini cerpen. Ne?^^ #bedanya dimana ya#

Dikarenakan bulan Ramadhan, disini aku buat pura-puranya Oppadeul ini muslim. gag papakan???

Satu lagi, aku juga gag bisa buat summary, jadi, langsung baca aja ne^^.

............................................................................................................................................................



Eunjoon POV
Selesai shalat tarawih, aku terpaksa pulang sendirian. Beginilah jika tinggal di area yang begitu minim remaja wanita. Mau tidak mau, aku harus berjalan kaki sendirian menuju, apartemenku yang cukup jauh dari Masjid tempat aku sholat. Semakin lama, semakin jauh aku berjalan menjauhi masjid itu, aku semakin merasa ada yang aneh. Entah ini hanya perasaanku saja atau memang ada yang tidak beres. Sesekali aku menoleh kebelakang, tapi tidak ada apapun yang tertangkap oleh mataku. Bagitu aku kembali menatap kearah depan....

Aku tersentak kebelakang saat mataku menangkap sesosok wajah namja yang sulit dikategorikan.
"Gwaenchana??". tanya namja itu lembut, namun sayangnya justru membuatku takut.

Aku hanya bisa terdiam, dan perlahan memundurkan langkah kakiku.

"Kenapa mundur-mundur". tanya Namja itu, yg meskipun sudah tau aku takut tetap saja mendekatkan diri.
“Nug... Nuguya???...”.tanyaku terbata-bata.
“Jangan takut, aku bukan penjahat”. Dia berucap dengan sangat santainya, padahala keringat dinginku sudah bercucuran. Bayangkan, sekarang ini aku berada ditempat yang teramat sangat sepi dan jauh dari jangkauan orang-orang kalaupun aku bisa berteriak.
Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya. Tindakan refleksnya itu membuat aku kaget. Ku kira dia akan mulai meluncurkan serangannya. Begitu tangan itu terulur, aku segera menepisnya dengan sajadah ditangan ku. Dan segera saja aku berlari menjauhinya.
“Ya! Agashi,,, waeyo??”.
Setidaknya itulah kata darinya yang masih bisa ku dengar, sebelum aku jauh meninggalkannya, dan bertemu dengan namja lainnya. Namja lainnya? Sepertinya mereka hanya sama-sama namja, karena gaya mereka berbeda. Namja yang tadi itu bisa dikatakan tampan dan jujur wajahnya tidak ada tampang kriminal. Tapi beberapa namja kali ini, sangat jauh berbeda, tidak tampan, dan wajah kriminalnya itu lekat sekali. Baiklah, aku tau kita tidak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja. Tapi sungguh, sekarang ini hanya satu yang aku rasakan. TAKUT. Aku kembali memundurkan langkah ku lagi.
“AAA... mau kemana nona manis? Baru selesai sholat ya? Kenapa sendirian? Ingin diantarkan pulang?”. Tanya mereka bergantian. Ya Allah, bukankah di bulan ramadhan seperti ini, semua setan dikurung? Tapi kenapa masih banyak yang berkeliaran.
Saat mereka mulai mendekatiku, secepat kilat aku membalikkan badan ku, bermaksud untuk berlari memutar arah jika saja aku tidak menabrak orang di belakangku.
“Mau kemana Nona? Tidak baik gadis manis sepertimu, berada diluar selarut ini”. Ucapnya yang benar-benar membuatku mati kutu. Apa yang harus aku lakukkan sekarang?.
Eunjoon POV End
kyuhyun POV
Apa tampangku begitu menyeramkan ya, sampai-sampai nona tadi lari seperi itu. Hah, padahal aku hanya ingin mengingatkan agar dia tidak mengambil jalur kiri, karena kalau dia mengambil jalur kiri dia akan bertemu dengan..........
Ya Allah, itu nona yang tadi kan? Inilah yang aku takutkan. Dengan cepat aku mendekati kerumunan orang itu.
“Hei, Lepaskan dia”. Waw, gaya bicaraku sudah seperti pahlawan didrama-drama saja.
“Siapa kau, apa urusanmu ha?”. Pria berbadan bongsor ini, suaranya benar-benar tidak enak didengar.
“Aish, aku ini siapa? Kalian tidak tahu? Bagaimana kalau aku ajak kalian berkenalan dengan ayahku”. Tawarku pada pria-pria tidak tampan di hadapanku ini.
“Apa maksudmu?”. Pria yang sedikit lebih pendek dari yang tadi ikut bicara.
“Ayahku, ya Ayahku, Ketua Satuan Polisi Seoul. Kalian pasti kenalkan. Cho Siwon.
“Ap, apa... Cho Siwon??”. Ucap pria yang kutebak pasti dia ketua mereka.
Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya.
“Ayo kita pergi. Aku tidak mau berurusan dengan polisi menyebalkan itu”. Perintahnya.
Merekapun segera pergi dari hadapan kami. Kekekeke..  aku hanya bisa terkekeh kecil.... setelah itu, aku kembali fokus pada yeoja tadi.

Kyuhyun POV end
Normal POV
Kyuhyun menatap wajah wanita itu yang bisa dikatakan antara kebingungan dan seperti ingin menangis.
“Gwaenchana?”. Lagi-lagi kata itu yang terucap dari bibir Kyuhyun.
Kyuhyun memberanikan diri mendekat ke yeoja itu. Ya, dia memang takut, takut yeoja ini akan berlari lagi.
“Jangan mendekat.” Teriak yeoja itu.
“Kau masih berpikir aku ini orang jahat? Aku baru saja menolongmu”. Ucap Kyuhyun.
Yeoja itu diam sebentar dan mengamati Namja dihadapannya dengan teliti.
“Benarkah kau putra Cho Siwon?”. Pertanyaan polos keluar dari mulut Eunjoon.
Seketika saja, tawa Kyuhyun meledak, membuat Eunjoon sedikit merasa bingung dan kesal.
“Hahahahaha,,, Ayo duduk dulu, haha, tidak papa, aku tidak akan memakanmu, aku masih makan nasi kau tahu”. Ucap Kyuhyun sembari mengajak Eunjoon untuk duduk di bangku tampan disampingnya.
“Wae? Wae guraeyo?”. Tanya Eunjoon polos.
“Kelihatan sekali kau ini tidak kenal dengan Kepala Polisi Seoul itu”. Ujar Kyuhyun.
“Mwo?”. Eunjoon membulatkan matanya.
“Kau baru di Seoul ya? Anak  Cho Siwon itu perempuan.
Eunjoon mempoutkan bibirnya.
“Rumahmu masih jauh?”. Tanya Kyuhyun.
Eunjoon hanya menjawab dengan sebuah anggukan.
“Ayo, aku antar”. Tawar Kyuhyun.
Eunjoon hanya menatap kearah Kyuhyun.
“Wae? Tidak percaya? Hah, kau ini, kau tahu? Tadi itu aku sudah berusaha megingatkanmu untuk tidak lewat jalur ini. Sekarang ayo, aku antarkan pulang. Aku tidak akan membahayakanmu”. Ajak Kyuhyunsekal lagi.
Eunjoon yang memang trauma ini, akhirnya setuju diantar pulang oleh Kyuhyun yang setidaknya tadi sudah menolongnya.
Eunjoon POV
Entah kenapa, akhirnya aku setuju diantar pulang olehnya. Di perjalanan kami hanya diam. Sesekali bisa kulihat, dia melirik kearahku. Aku hanya bisa berpositif thinking untuk hal ini. Tiba di depan gedung apartement ku, aku mohon diri untuk masuk ke apartement ku. Setelah memastikan aku sudah masuk, diapun melangkah menjauhi gedung ini perlahan. Tapi, aku baru teringat sesuatu, yang membuat aku harus buru-buru, menemuinya lagi.
“Chakkaman...”. cegahku begitu aku berhasil menemukannya.
Dia berbalik menatapku.
“Ne...???”. tanyanya.
“Gamsamida.......”. aku sengaja mnggantung ucapanku bermaksud agar dia menyambung dengan menyebutkan namanya.
“Kyuhyun, Cho Kyuhyun imnida”. Sambungnya sambil tersenyum manis. Omo?? Manis???
“Neo???”. Tanyanya yang membuat aku segera tersadar kembali dari lamunanku.
“Aaa, Choi Eunjoon imnida.” Jawabku.
“Ne, bangapta, semoga kita bisa betemu lagi, masuklah, sudah malam, jaljjayo”. Ucapnya kemudian berlalu tanpa menunggu jawaban dariku. Namja yang aneh, tadi dia begitu antusias untuk bicara denganku. Tapi sekarang, aku ajak bicara dia malah buru-buru pergi. Sekilas aku melihat arlojiku, Omoo, 23.32??? wajar saja dia menyuruhku segera masuk, dasar Eunjoon pabbo. Jalljayo Kyuhyun~ssi.
.
.
.
.
Normal POV
Eunjoon bangun dengan malasnya. Sejujurnya, dia tidak ingin bangun hanya untuk makan sahur yang tidak terlalu menarik menunya ini. Tapi sayangnya, makan sahur itu juga disunatkan. Begitu Eunjoon beranjak menuju meja makannya, seseorang tiba-tiba memencet bel apartemennya. Dengan lebih malas lagi, Eunjoon melangkah menuju layar intercomnya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang terlalu ia rindukan berdiri didepan pintunya. Kali ini dengan sangat bersemangat dia membuka pintu apartemennya.
“Lama sekali, kau tau, Salju sedang turun sekarang ini”. Omel Namja ini.
“Oppa...”. Eunjoon refleks memeluk Namja itu.
“Aish, biarkan aku masuk dulu. Aku sudah terlau lama disiram salju”. Protesnya.
“Ah, ne, mianhae. Kajja”. Eunjoonpun menutup kembali pintu apartemennya.
“Kapan Oppa kembali ke Seoul?”. Tanya Eunjoon begitu, mereka sudah duduk di meja makan.
“Ini menu sahurmu? Menyedihkan sekali”. Ejeknya tanpa memperdulikan pertanyaan Eunjoon.
“Ya! Oppa, bukannya menjawab pertanyaanku malah menghina menu makan sahurku”. Eunjoon mempoutkan bibirnya.
“Haha, wajahmu belum berubah. Untung saja aku datang tepat pada waktunya. Ini...”. Namja itu menyerahkan bungkusan ditangannya kepada Eunjoon.
“Ige Mwoya?”. Tanya Eunjoon.
“Nutrisi”. Jawab Namja itu seenakknya.
“Ya! Dasar menyebalkan. Kau mau bilang makanan disini tidak bernutrisi?”. Amuk Eunjoon.
“Memang begitukan”. Jawab Namja ini sekali lagi dengan santai
Eunjoon melangkah kedapur, mengambil 2 buah piring dan 2 buah mangkuk dengan ekspresi kesal.
“Jangan cemberut begitu, pipimu yang bulat itu akan semakin bulat tau”.
“Ya! Seunghyun Oppa, berhentilah berbicara seenaknya. Aku kira, saat kau pulang dari Swiss, kau akan lebih dewasa. Tapi ternyata.....”.
“Bogoshipo”. Satu kata dari Namja bernama Seunghyun atau TOP ini, berhasil menghentikan protes Eunjoon.
“Mwo?”.
“Jeongmal Bogoshipoyo”. Ulang TOP.
Kemudian TOP berdiri dan memeluk Eunjoon.
“Aku pulang kemarin sore. Aku tidak betah disana. Terlalu banyak rumus yang harus aku telan, dan itu memuakkan. Lalu aku teringat kekasihku sedang sendirian di Seoul. Pasti dia kesepian dan tersiksa karena harus sahur dan tarawih sendirian. Jadi aku putuskan untuk menghentikan pendidikanku dan kembali kesini. Lagi pula aku lebih suka musik dari pada peralatan praktikum itu”. Jelas TOP, sejelas-jelasnya.
Eunjoon POV
Aku masih terdiam akibat penuturannya, mungkin kalian belum mengenal namja ini. Baik, akan aku perkenalkan sekarang. Namja tampan satu ini, adalah kekasih, ah bukan dia oppaku. Oppa tiriku. Sejak ibuku menikah dengan ayahnya, status kami berubah. Seberapapun besarnya cintaku padanya, aku harus menerima status baru kami sebagai saudara. Tapi, aku rasa tidak untuk dia. Buktinya dia msih menganggapku kekasihnya. Ayah tau hubungan kami, karena hal itulah ayah mengirim Seunghyun Oppa untuk belajar di Swiss, agar perlahan dia bisa melupakanku. Dan 2 tahun sudah berlalu. Dimana orang tua kami? Mereka tinggal di Spanyol. Aku tidak tau bagaimana mengahadapi Seunghyun Oppa. Tiap kali dia memelukku, aku merasa dunia begitu kejam karena telah memisahkan kami. Tapi, setelah itu aku tersadar. Jodoh, Rezeki dan Maut adalah kuasa Allah. Aku berpikiran Seunghyun Oppa bukan jodohku, karena itu dia dibuat berubah menjadi Oppaku. Itulah pikiran positif yang bisa kulakukan.
“Baiklah, sebentar lagi imsak. Ayo kita makan”. Seunghyun Oppa melepas pelukannya, dan mulai menyantap menu sahur yang dibelinya tadi.
.
.
.
.
Usai makan sahur, kami duduk di beranda kamarku. Menanti adzan subuh. Sudah lama tidak sholat  diimami Seunghyun Oppa.
“Aku akan tinggal disini”. Ucapnya tiba-tiba.
“Shireo”. Jawabku spontan membuat dia membulatkan matanya.
“Wae?”. Teriaknya, untung apartemenku kedap suara jadi aku tidak perlu takut suaranya yang menggelegar itu akan mengganggu ketentraman tetanggaku.
“Kau punya apartemen sendiri, bagaimana kalau Umma atau Appa tau? Kali ini mungkin aku yang akan dikirim ke kutub selatan”. Jawabku.
“Aku kesepian di apartementku, kau juga begitukan. Ya, kalau nantinya kau yang akan dikirim pergi, itu bagus.” Ucapnya diselingi senyuman yang menurutku ANEH.
“Apa maksud Oppa?”. Tanya ku menuntut penjelasan.
“Kalu kau dikirim kesana, aku akan ikut denganmu. Lalu kita bisa menikah disana”. Lagi-lagi dia menunjukan senyum aneh itu.
“Ya!”. Aku memukul pelan kepalanya yang dilapisi rambut dengan warna, ehm, menurutku keren, Biru.
“Kau sudah gila, aku tidak mau menikah denganmu”. Jawabku lalu berlari masuk dan mengunci kamarku. Entah apa yang dipikirkan Namja itu. Menikah? Dia pikir menikah itu seperti pakai baju. Mudah dan cepat. Tapi, jujur itu memang impianku. Impian gilaku. Aku sering berpikir, kenapa aku tidak kabur, kemudian menikah dengan Seunghyun Oppa, dan mengasingkan diri kesuatu tempat yang tidak akan bisa dilacak Umma dan Appa.
Dari luar bisa kudengar teriakannya.
“Chagy, kalau kau berpikir aku akan menuruti permainan Appa, maaf tapi kau harus kecewa. Aku tidak akan pernah menyerah, jika Appa bisa menikahi ibumu, aku juga bisa menikahimu”.
Gila, apa yang ada di otak Namja aneh itu. Aku merasa wajahku mulai memerah sekarang. Merah karena malu kurasa.
.
.
.
.
Normal POV
Pagi-pagi sekali Eunjoon sudah berangkat kekampusnya. Begitu dia mau naik kesalah satu bis, klakson sebuah mobil membuatnya mengurungkan niatnya.
“Hei, ayo, aku antar”. Seunghyun muncul dari dalam mobil itu.
“Kau, bukannya kau masih dirumah? Kapan kau keluar rumah?”. Tanya Eunjoon tidak percaya.
“Tentu saja sebelum kau keluar rumah. Ayo”. Seunghyun menarik lengan Eunjoon.
Eunjoon sendiri hanya bisa menurut.
.
.
.
.
Eunjoon POV
Jantungku tidak bisa berdetak dengan normal sekarang. Ya Allah, jangan sampai puasaku sia-sia hari ini. Begitu sampai di area parkir, aku segera keluar dari mobilnya. Melangkahkan kaki dengan cepat, tapi rasanya secepat apapun aku melangkah, tetap saja bisa disusul olehnya.
“Kenapa mengikutiku?”. Tanya ku penuh percaya diri.
“Siapa yang mengikutimu? Aku kan mau masuk kekelasku. Kau lupa? Aku sudah keluar dari universitas Swiss, dan aku akan kuliah disini. Bersama kekasihku.” Jawabnya dengan terlalu santai.
“Nugu, siapa kekasihmu?”. Balasku.
“Tentu saja kau”. Pandanganku tak lagi tertuju pada Seunghyun Oppa, melainkan Namja yang berdiri tak jauh di belakangnya. Itu namja yang kemarin. Kyuhyun. Entah mengapa melihatnya, aku jadi dapat ide. Segera saja aku berlari menghampirinya. Ku biarkan Seunghyun Oppa tinggal disana.
“Eunjoon~ssi”. Bisa kutebak dia pasti terkejut aku juga ada disini, sepertinya aku yang terkejut melihatnya.
"Annyeong Kyuhyun-ssi, bisa bantu aku lagi?". tanyaku to the point.
"Bantu apa?". tanyanya.
 Tak sempat aku menjawab karena Seunghyun terlanjur lebih dulu sampai didekat kami.
Ya Allah, semoga Kyuhyun ini mengerti maksudku.
dengan terpaksa aku meraih lengan Kyuhyun.
"Ini dia Oppa, kekasihku. Namanya Kyuhyun.” Aku memperkenalkan Kyu sebagai kekasihku. Kenapa perasaanku jadi aneh begini ya??
"Mwo?". Seunghyun Oppa terlihat sangat terkejut. Begitu juga Kyuhyun, meski tanpa suara aku juga bisa menebak pasti dia sangat-sangat terkejut atas pengakuan konyolku.
“Kau pikir aku percaya dengan lagu lama ini?”. Kini Seunghyun Oppa mendekatkan wajahnya dengan wajahnya, membuat wajahku merona merah, pasti begitukan.
Aku bingung harus membalas apa, namja ini, benar-benar membuatku sakit kepala.
‘Grep’
Apa ini? Kyuhyun menarikku menjauh dari wajah Seunghyun Oppa.
“Maaf, anda siapa kekasihku?”. Pertanyaan ini, pertanyaan ini yang aku harapkan. Bagaimana bisa Kyuhyun mengerti keinginan yang ku ucapkan dalam hati? Ah, Eunjoon-ah, pabbo pabbo pabbo. Inikan situasi pasaran yang sudah sering terjadi. Selesai dari acara kagetku, aku kembali fokus ke Seunghyun Oppa.
“Kekasihmu? Begitu? Kau yakin tidak menjadi selingkuhan?”. Seunghyun Oppa menunjukkan cincin yag melingkar di jarinya. Aku tidak tahu maksudnya melakukan itu.
“Lihat di jarinya”. Perintahnya.
Aku segera mengalihkan pandanganku tepat ke kesepuluh jari tanganku.
“Ommo, kapan kau memakaikannya? Aku tidak pernah memakainya”. Teriakku. Kyuhyun hanya melihatku dengan tatapan “Kau ini bodoh sekali”.
Ya ampun, kapan Namja nekat ini memakaikan cincin ini di jemariku?
“Chagy, jangan begitu, 2 tahun yang lalu kita baru saja bertunangan. Bahkan kemarin kita menghabiskan malam bersama. Katakan padaku, apa kurangnya diriku, sampai kau menduakanku?”. Apakah dia berpikir ini akan membuat Kyuhyun cemburu? Dasar pabbo, itu tidak mungkin.
“Tuan, kau mungkin salah makan obat. Atau kau salah orang? Eunjoon ini tunanganku, meski tidak ada cincin dijari kami, itu hanya untuk menjaga image kami di kampus. Lagipula semua yang kau tuturkan ini, tidak masuk diakal. Bagaimana mungkin kau ada bersama Eunjoon menghabiskan malam bersama, jika dari Magrib sampai pukul 23.30 dia ada bersamaku?”.
“23.32”. ralatku.
“Ah, iya, 23.32, apa yang kau maksud itu menghabiskan subuh bersama?”.  Wah, aku sampai lupa fakta ini. Kau memang jenius Kyuhyun-ssi.
“Kalian menghabiskan malam bersama? Apa yang kalian lakukan?”. Nada bicara Seunghyun Oppa berubah, dia seperti orang yang sedang........ CEMBURU.
“Apa ini artinya kau mengaku kalah?”. Kyuhyun kembali menyerang Seunghyun Oppa.
Eunjoon POV End

TOP POV
Namja ini, benarkah dia kekasih Eunjoon sekarang? Semudah itukah dia melupakanku?
“Tidak”.
Aku benci ini, aku benci seringaian yang ia tujukan padaku.
“A...a... a... tunggu dulu, jangan salah paham dulu. Semalam itu, aku memang bersama Kyuhyun, tapi kejadiannya tidak seperti yang Oppa bayangkan. Aku dihadang preman saat pulang terawih, percayalah, aku..............”. Eunjoon mencoba menjelaskan. Tentu saja aku percaya. Aku tahu siapa Eunjoon. Kalaupun benar namja ini adalah kekasihnya, hal yang aku takutkan itu tidak akan pernah terjadi. Tapi aku ingin menyela ucapannya.
“Lupakan... sekarang aku mengerti”. Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Aku berbalik kembali masuk kemobilku. Meninggalkan dua makhluk itu. Apa aku cemburu? Jelas. Sampai kapanpun, Eunjoon hanya miliku. Tidak ada satupun yang bisa merebutnya dariku.
TOP POV end

Kyuhyun Pov
Setelah namja itu pergi, aku bisa lihat raut penyesalan di wajah Eunjoon.
”Apa aktingku berlebihan?” tanyaku padanya yang masih menatap sisa sisa debu akibat deru mobil namja tadi.
“Apa? Ah, anhi... begini lebih baik.” Dia mencoba tersenyum, tapi bagiku lebih terlihat seperti senyum yang dipaksakan.
“O, kau juga kuliah disini?”. Senyum sumringah itu sudah kembali kewajahnya.
Aku hanya mengangguk untuk membenarkan pertanyaannya.
“Ya Allah, sudah hampir 2 tahun aku ada disini, tapi baru sekarang aku melihatmu”. Akunya.
“Wajar, bukan dirimu yang salah. Tadinya aku bukan mahasiswa disini. Aku pindahan dari Inha”. Dia ini lucu sekali.
“Oh, jadi begitu. Pantas saja”. Tawa kecil menghiasi wajahnya.
Aku seperti tersihir. Tidak mampu mengalihkan pandanganku dari parasnya. Ah ya, puasaku bisa batal kalau seperti ini terus.
“Aduh, gara-gara Seunghyun Oppa aku jadi ketinggalan jam pertama”. Dia merutuki keterlambatannya kali ini.
“Jadi kau mau kemana?”.
“Ah, entahlah. Kalau sudah begini aku bingung. Paling aku hanya akan berdiam diri di Pustaka.” Ucapnya diakhiri dengan poutan bibir yang begitu lucu.
“Kalau begitu ayo, aku temani. Aku tidak ada kelas sekarang”.
.
.
.
.
Normal Pov
Entah ada apa hari ini, tapi yang pasti pustaka benar-benar kelebihan kapasitas. Akibatnya, Eunjoon dan Kyuhyun harus terima duduk di atap gedung perpus itu. Bahkan disanapun orang-orang sudah lebih dari cukup. Memang hal yang paling tepat dilakukan saat puasa seperti ini adalah membaca buku. kali ini Eunjoon memilih buku sastra Jepang, sedangkan Kyuhyun memilih sastra Indonesia.
“Sebenarnya tadi itu siapa?”. Kyuhyun mulai membuka pembicaraan.
“Apa? O, dia Oppaku.” Jawab Eunjoon.
“Tapi kenapa dia mati-matian bilang kau kekasihnya?”.
“Tiri, Oppa tiri. Perubahan status dari Kekasih menjadi Oppa”. Eunjoon menahan kristal bening di sudut matanya.
Kyuhyun tak mau melanjutkan pertanyaannya, karena dia bisa melihat kesedihan di wajah Eunjoon. Bisa ditebak Eunjoon juga merasa terluka karena hal ini. Kyuhyun menepuk pelan bahu Eunjoon.
“Aku mengerti. Ayo semangat!”. Kyuhyun tersenyum menguatkan Eunjoon.
“Terimakasih ya, kau sudah banyak membantuku. Lebih tepatnya, aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu”.
“Ah, jangan sungkan. Mulai sekarang kita temankan?”. Kyuhyun mengangkat jari kelingkingnya.
“Ya”. Eunjoon menyambut jemari kecil itu dengan tersenyum.
.
.
.
.
Tiba dirumah, Eunjoon tidak menemukan sosok seunghyun dikamar atau dimanapun. Menurutnya mungkin Oppanya itu sedang keluar.
Hingga adzan Magrib, Seunghyun belum juga pulang. Eunjoon sudah mencoba untuk menghubungi ponselnya, tapi selalu saja mailbox. Eunjoon mulai cemas. Inilah sifat Eunjoon, dia selalu saja cemas terhadap sesuatu. Apalagi kalau tidak bisa dihubungi seperti ini. Jangan lupa, selain Seunghyun adalah Oppanya, dia juga namja yang pernah dan ‘mungkin’ masih dicintai Eunjoon.
Eunjoon akhirnya memutuskan untuk berbuka duluan. Karena khawatir pada Seunghyun, Eunjoon memilih untuk sholat tarawih dirumah. Berjaga-jaga kalau Seunghyun pulang. Jadi dia bisa membukakan pintu. Namun, sampai jam dinding menunjukan pukul 22.00 KST pun Namja jangkung itu belum juga pulang.
“Sebegitu keterlaluannya kah aku tadi, sampai-sampai dia menghilang seperti ini. Dasar kekanak-kanakan”.
Perlahan-lahan, mata Eunjoon menutup. Dia tertidur di sofa karena kelelahan menanti. Ya, lelah menanti namja jangkung itu.
Dan hal ini terus berlangsung hingga 5 hari berikutnya.
.
.
.
.
Karena hampir setiap malam tidurnya tidak baik, Eunjoon selalu lupa bangun sahur. Hasilnya, dia puasa tanpa makan sahur. Tidak mendapat kabar dari Seunghyun benar-benar menyiksanya. Perjalanannya menuju Universitas pun terasa melelahkan. Namun setidaknya dia bisa sedikit melupakan masalahnya saat bertemu Kyuhyun.
“Waw, ada Panda”. Sapaan yang baik bukan?
“Panda? Mana?”. Tanya Eunjoon persis seperti orang ehm, bermasalah.
Kyuhyun menoyor (?) pelan dahi Eunjoon.
“Itu tadi, yeoja aneh, yang pakaiannya sedikit tidak matching. Baju Biru, Celana Hijau, Jilbab Ungu, aneh sekali kan?”. Kyuhyun mengcapkan itu sambil terkekeh.
“Oh, pasti dia terlihat sangat menggelikan?”. Eunjoon tampak sekali tidak sadar siapa yang sedang dibicarakan Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa mendecih melihat ke “tidakwajaran” Eunjoon hari ini. Kemudian dia menarik lengan Eunjoon, membawanya untuk berdiri didepan sebuah kaca besar yang menampilkan, sosoknya secara keseluruhan.
“Ada apa?”. Tanya Eunjoon tidak mengerti.
“Lihat! Berkenalanlah dengan yeoja aneh itu”. Jawab Kyuhyun.
Awalnya, Eunjoon hanya menatap biasa, mungkin dia belum juga sadar. Hingga beberapa saat dia baru tersadar.
“Ya! Cho Kyuhyun-ah, maksudmu yeoja aneh itu aku?”. Amuk Eunjoon.
“Ya Tuhan, kemana saja kau ini? Memangnya salah aku bilang begitu? Menurutmu lebih tepatnya aku sebut apa penampilan seperti ini?”. Tanya Kyuhyun.
“Tapi tidak mesti dengan sebutan itu kan.” Eunjoon mempoutkan bibirnya.
“Ada apa?”. Kyuhun mendudukan dirinya disamping Eunjoon yang lebih dulu duduk di bangku taman Universitas.
“Seunghyun Oppa tidak pulang.” Adu Eunjoon pada sahabat barunya itu.
“Sampai sekarang?”. Tanya Kyuhyun.
Eunjoon menganggukan kepalanya tak lepas dari bibir yang terus dipoutkan.
“Sudah lima hari. Aku pikir dia pulang ke apartemennya, tapi disana dia juga tidak ada.” Eunjoon hampir menangis sekarang.
Kyuhyun menarik bahu Eunjoon agar mendekat padanya. Tapi, Eunjoon menahan tubuhnya agar tidak berhasil mendekat pada Kyuhyun. Dengan kata lain menolak dekapannya.
“Wae?”. Tanya Kyuhyun tidak mengerti.
“Bukan Muhrim”. Jawaban singkat Eunjoon yang berhasil membuat Kyu tersipu malu.
“Lalu sekarang?”. Kyu menatap Eunjoon penuh tanda tanya.
Eunjoon hanya mampu menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Kyu tadi.
“Aku yakin, nanti dia pasti akan kembali”. Kyu mencoba menenangkan gadis itu.
“Entahlah, aku takut Kyu. Aku sangat takut.” Wajah Eunjoon makin memerah.
“Boleh aku tanya sesuatu?”.
Eunjoon menoleh kearah Kyuhyun dengan tatapan “Tanya apa?”.
“Kau, masih punya perasaan pada Seunghyun?”. Tanya Kyuhyun.
Bukan rahasia lagi, beberapa hari mengenal Eunjoon, Kyu merasa sudah jatuh hati pada Yeoja mungil ini. Tapi, hampir setiap hari, ajang PDKT Kyuhyun, mendapat respon yang kurang memuaskan. Respon yang diberikan Eunjoon tidak pernah menunjukkan bahwa ada peluang untuk Kyuhyun.
“Tentu saja, bagaimana mungkin dongsaeng tidak punya perasaan pada Oppanya?”.
“Bukan itu maksudku. Perasaan...”
Kyuhyun menunjuk dadanya.
“Perasaan CINTA. Masihkah?”. Lanjut Kyuhyun.
“Mmmm... Mwo?”.
“Jawab saja dengan jujur”.
Eunjoon menundukan wajahnya.
“Aku tahu ini salah. Tapi aku juga tidak mungkin bisa membohongi hatiku sendiri. Terlarang atau tidak, aku akui, aku masih teramat sangat mencintai Seunghyun. Bukan sebagai Oppa, tapi sebagai Namja”. Tutur Eunjoon yang seolah dengan cepat menutup kesempatan bagi Kyuhyun untuk masuk kedalam hati Eunjoon.
‘kenapa aku tidak merasa lega ya, setelah mengatakan hal ini’. Pikir Eunjoon dalam hati.
.
.
.

TBC

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar